31 December 2006

HUJAN-HUJANAN

Bagi sebagian orang kehujanan mungkin jadi pengalaman yang sangat tidak menyenangkan. Apalagi kalau kehujanan pada saat dandanan masih rapi. Sumpah serapah tak jarang muncul pada saat karunia Tuhan sedang tercurah seperti ini. Manusia memang mau enaknya sendiri. Kalau bisa dia yang ngatur kapan hujan turun, kapan matahari bersinar. Wenaaak tenaaaannn dadi tuhan, gitu kali ya.. (Jadi inget film Bruce Almighty..I Got The Power!!!). Tapi bagi saya kehujanan merupakan saat yang paling ditunggu-tunggu. Paling tidak sampai tadi malam.

Surabaya di guyur hujansejak siang sampai malam. Dalam hati saya berdoa mudah-mudahan hujan terus turun sampai saya pulang kantor. Selama ini setiap turun hujan, kalau tidak sedang dalam angkot, di rumah, ya di kantor. Jadi ngga ada kesempatan buat hujan-hujanan dan memakai jas hujan baru saya. Sudah sebulan lebih saya menunggu saat memakai pakaian kebesaran ini. Ingin menikmati diciprati air hujan. Ingin menikmati dinginnya diguyur air hujan, soalnya ngga mungkin kan lari-lari di depan rumah cuma pake CD doang he..he.. (bisa melotot mata Pak RT ku melihat bodiku yg seksi ini kikikik). Dan akhirnya saat itupun tiba. Huajn tlah tiba..hujan tlah tiba (dinyanyikan seperti lagunya Tasya Libur tlah Tiba). Aku hujan-hujanaaaaannnn...



Keterangan gambar:
Lokasi: rumah lengang Christie
Kostum: Girogiro Armani
Sepatu: Manollo Blantik (maaf tidak tampak di gambar)
Make Up: Peter F Semirang
Fotografer: Darwis Dardurung

25 December 2006

NGISIN-NGISINIIIII

Meskipun sudah berulangkali dirugikan oleh sikap ceroboh saya, tapi saya tetap tidak pernah kapok bersikap ceroboh, menganggap remeh sesuatu. Yang terakhir saya alami hari Sabtu kemarin. Teman saya menikah. Undangannya sudah saya terima kira-kira 5 hari sebelumnya. Setelah saya lihat tanggal, jam dan tempatnya, saya tutup undangan itu dan membiarkannya tergeletak di meja bercampur dengan koran dan majalah.

Ketika tiba hari H, tanpa melihat lagi undangan yang sudah tenggelam di tumpukan koran dan majalah, kami langsung berangkat menuju pesta. Begitu sampai di sana, saya langsung mengisi buku tamu memasukkan amplop ke dalam rumah-rumahan (mboh opo jenenge iku), lalu melangkah masuk gedung. Tapi di ambang pintu saya jadi ragu, nama pengantin yang ditempel di pintu kok bukan nama temanku ya? Lalu saya kembali lagi ke mbak-mbak penerima tamu tadi. Saya tanyakan nama lengkap pengantinnya. Ternyata nama yang disebutkan mbak itu bukan nama yang kukenal. Segera saya teringat sebaris kata yang tertera di undangan teman saya, tempat: Pool Side. Ya, tempatnya di pool side bukan di dalam gedung. Waduh gimana nih, amplopnya sudah kadung dimasukkan ke rumah-rumahan itu. Diminta lagi, ngga ya? Saya bingung.

*)Daripada malu akhirnya saya masuk aja ke dalam, bergabung dengan tamu-tamu yang lain dan berlagak pilon. Dalam hati saya berucap: wah gimana nih, ngga jadi dateng ke pesta temenku dong. Lha wong amplope cuma siji. Mosok yo di lobokno mudho ngono, gak atek amplop. Sambil makan, saya mikir buat nyari amplop ato apa aja yg bisa buat mbungkus duit. Untungnya waiternya ada yg baik, saya di berinya amplop satu. jadinya, hari itu saya buwu ke 2 tempat. Waduuuh tanggal tuweeekkk, tambah entek duitku..
(iki versi mbujuk)

(yang ini versi non fiksi)

Untungnya ada perempuan sepuh (mungkin kerabat sang pengantin) yang menangkap kebingungan saya. Katanya:

+ Kenapa mbak?
- Hhhmmm anu ..saya salah, Bu. Pesta teman saya ternyata di pool side, bukan disini. Maaf..
+ Oooh mboten nopo-nopo, diambil saja lagi. Ndak pa-pa..
- Trimakasih bu, maaf…


Lalu dengan muka agak ditekuk, mbak penerima tamu tadi membuka rumah-rumahan tadi dan mengambil amplop saya..(untuuung ada ibu itu, coba kalo ngga, rugi dooong gueee he..he..). Untunge omah-omahan iku gak dikunci (soalnya biasanya kan dikunci dan kuncinya dibawa yang punya hajat). Untungnya lagi tamu yang datang bersama saya tidak banyak jadi mbak penerima tamu itu masih mau mencarikan amplop saya sing isine duit dollar (hehe sing iki mbujuk ). Untungnya (maneh), amplopnya saya kasih nama di luar, biasanya saya masukkan kartu nama di dalamnya, tapi berhubung kartunama lagi habis, akhirnya identitas saya tulis di luar. Untung yang berikutnya adalah saya belum makan jadi ndak malu ngambil amplop saya lagi (ndak malu apa ndak punya malu? hihihi..Lapo isin wong aku gak korupsi kok, gak ngrampok kok, sing korupsi ae malah gak isin blas.. he..he.. bela diri kiii, padahal asline peliiiitt).

21 December 2006

KECELE

Alasan utamanya adalah: mau berhemat. Makanya ketika seseorang menawarkan saya untuk menggunakan kartu yang nelpon kemana aja taripnya sama aja saya oke-oke aja. Apalagi teman sekantor dan suami juga sodara-sodara yang sering saya telpon juga banyak yang make kartu ini. Karena apply nya kolektif maka tanpa menunggu waktu lama, kartu saya diantar ke kantor. Saking napsunya, saya langsung tebarkan pengumuman lewat sms (dengan nomer lama) bahwa mulai saat itu nomor saya ganti.

Tapi apa lacur (kalimat iki maksute opo yo sa'jane? he..he) ketika saya aktifkan, kartunya error!! Setelah tanya sana-tanya sini ternyata sudah dipakai orang lain!! (Kok bisa seeeeh Maaaassss). Anda bisa bayangkan berapa kerugian yang saya derita dengan mengirim sms (yg ahkirnya mubazir itu) ke ribuan (hiperbola nih) penggemar he..he.. Belum kerugian immaterial berupa: malu!!

Setelah saya laporkan kejadian di atas, saya lalu diberi nomor baru dan jalan. Tapi ternyata ujian kesabaran belum selesai. Untuk mengaktifkan GPRS nya butuh waktu 2 x 24 jam. Duh Lama banget sih!! Tapi oke lah saya tunggu. 2 hari berlalu, dengan tidak sabar saya coba layanan itu. Ternyata koneksinya sangat buruk. Tidak pernah bisa lebih dari 5 menit selalu putus. Rrrrrgggghhhh.. Kudu misuh ae reeeek. MISUUUUUH !!! (Kayaknya lebih lego kalo misuhnya pake yg hurup depannya J kali ya he..he..). Kalo komplain, jawabannya klise: lagi ada penambahan kapasitas lah, ada perbaikan lah dll, dsb. dst. Misuuuuh (maneh)

Sekarang saya sedang dalam penantiaan terakhir, setelah komplen berkali-kali ngga ada hasil. Katanya saya disuruh nunggu 3 x 24 jam (biyuh..biyuuuh..) . Nek sik pancet putus-putus GPRS e, wes tak putus ae. Daripada misuh-misuh terus?

13 December 2006

WALAAAH KALAH LAGIIII

Kageeet plus marah plus kecewa baca berita ini. Kecewa karena ini bukan yang pertama kali terjadi. Sebelumnya kita sudah kalah mematenkan tempe, rendang, batik dan mungkin masih ada sederet kekayaan lain milik kita yang justru dipatenkan negara lain.

Lha piye toh, wong jelas-jelas kita yang menciptakan tempe, kok yo di aku-aku sama wong Jepang. Dia yang kurang ajar ato kita yang lalai. Saya kok condong ke yang terakhir. Ya kita kita yang lengah kalo ngga boleh dibilang bego. Udah kalah memperebutkan tempe harusnya kita waspada dong. Sebagai pemilik negara yang gemah ripah loh jinawi sudah seharusnya orang-orang Deperindag ato siapa lah yang bertanggung jawab, waspada jangan sampai hal yang sama terulang lagi.

Tapi nyatanya kejadian lagi kan. Coba bayangkan masa untuk jualan kunyit aja kita mesti minta ijin sama Jepang? Walaaaah mesakno tenan Yu Marti langganan jamu sing isuk-isuk mesti mampir nang omah. Bisa-bisa gak bisa jualan jamu lagi sampeyan Yu....

09 December 2006

MAU JADI APA?

Kalo ada reinkarnasi, kamu pilih jadi apa? Laki ato perempuan. Temen saya langsung jawab lantang: Laki-laki. Kenapa? Soale dadi wong lanang iku enak. Iso sak kareppe dewe. Iso mblakrak, gak onok sing protes. Masio doyan wedok, gak onok sing ngilokno. Bisa punya istri lebih dari satu. Wes poko'e wenak tenan dadi wong lanang!!! Coba aja liat, suami selingkuh bukannya digugat cerai malah didampingi minta maaf di depan pers! Wuih, jiannn istri idaman, berbakti pada suami (gak tau di belakang, abis lempar-lempar piring kali he..he..).

Ada lagi yang minta ijin kawin lagi soalnya sering tugas keluar kota, bininya gak bisa di ajak. Gimana bisa diajak, lha wong anake sak renteng. Kalo ikut suami, siapa yang jaga anak-anak? (Ato jangan-jangan emang sengaja bininya dikasih banyak anak supaya ngga bisa diajak ke luar kota he..he.., suudzon iki..) Makanya, sang suami nyari 'penjaga' yg bisa ngurusin kalo dia lagi keluar kota. Sekali lagi jadi laki-laki itu wenaaaaakkk, bisa punya bini di berbagai kota.

Mau contoh lain? Coba sampeyan yang perempuan main laki-laki, apa kata orang? Dasar perempuan gatel, murahan, binal dll. Tapi coba kalo sebaliknya, paling banter komentarnya cuman gini: ya wajar lah laki-laki. Sukur-sukur bukan bininya yang disalahkan; abis bininya sih gak bisa ngeladeni, ya gitu lah suaminya kelayapan. Weleh, kita lagi yang salah. Sekali lagi wenaaak tenan dadi wong lanang isok selingkuh sana selingkuh sini...

Makanya mbesok kalo ada tawaran; mau jadi apa kau kalau dilahirkan kembali. Aku akan dengan lantang menjawab: MAU JADI LAKI-LAKI!!! Bukan mau jadi jahanam tapi cuma buat cari senang ha..ha.. ngutip Pingkan Mambo nih.

Kalo ngga kuat poligami minimal bisa menikmati polipantai laaahhh..

04 December 2006

DARI PORONG....

Kalau usaha terakhir penanganan lumpur gagal, kajian BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Tehnologi) semburan baru akan mereda setelah tigapuluh satu tahun. Artinya bukan hanya Sidoarjo yang tenggelam, tapi juga Surabaya. Duh..Gusti..ampuni dosa kami...

Kemarin saya dan suami jalan-jalan ke Porong. Memang sengaja jalan-jalan, ke rumah teman sambil melihat sendiri bagaimana keadaan disana. Harusnya banyak yang bisa saya potret, tapi suami melarang saya.

Bojo: kamu bukan sedang dalam tugas jurnalistik. Ini bukan main-main. Ini bencana. Bukannya prihatin, malah poto-poto.

Aku: nek ngono kartu pers mu tok no. Bilang aja mau liputan.

Bojo: Itu bohong namanya.

Aku: ya jangan bohong lho.

Bojo: maksutmu, aku mbok kongkon nulis ngono tah? Iku jenengi nambahi kerjaan. Gak usah. Tujuannya tadi bukan untuk ini.

Aku: yo wes, nek ngono aku pake kartuku ae. (pancet ngeyel)

Bojo: sudahlah, kamu kan tidak sedang bertugas. Itu bohong namanya. Untuk apa sih? Akan lebih baik kalau kamu memberikan bantuan untuk mereka.

Aku: bantuan? Gak kliru tah Mas. Mereka itu bukan orang miskin. Ganti ruginya gede.

Bojo: Ngga semuanya begitu. Kalaupun memang iya, sekarang mereka sedang menderita

Ya.. memang tidak sepantasnya saya poto-poto kalo hanya untuk kepentingan blog dan memang bukan untuk itu tujuan saya kesana. Untung ada yang mengingatkan, dan mudah2an dia ngga bosan mengingatkan istrinya yang sering mbeller, sembrono, pemalas, boros, cerewet dan gak becus masak ini. Pendek kata dari tiga 'ur', dapur-sumur-kasur, saya cuma hebat di yang terakhir, itupun subyektif. Maksutnya kalau sudah di kasur saya pasti langsung ngorok he..he.. Makanya daripada berantem, saya milih nurut (bukan ngalah, karena ngga biasa ngalah. Maunya ngalahin terusssss) aja.

Jadi inilah hasil jalan-jalan saya kemarin.


Lokasi toko ini ada di Jalan Raya Porong. Pemiliknya, Ibu Rahmawati mengaku sejak jalan di depan tokonya macet, omzet tokonya menurun drastis. Sekarang, beliau tidak lagi menambah stok barang tapi hanya menghabiskan barang yang ada. Suaminya yang pernah menjadi sales dan sedikit tahu ilmu marketing berusaha menarik pembeli dengan memasang spanduk ini di depan tokonya. Ketika ditanya tentang mengungsi, Rahmawati menjawab ngga ada persiapan sama sekali. "Saya sih pasrah aja, Mbak," katanya sambil tersenyum. Padahal desa Siring di sebelah tempatnya tinggal sudah dalam keadaan seperti dibawah ini.




Jalanan di depan toko Cendrawasih milik Rahmawati memang macet total. Itu yang menyebabkan tokonya sepi pembeli. Panas matahari yang menyengat dan asap dari kendaraan yang terjebak kemacetan membuat saya sulit mendapatkan udara segar bahkan untuk sekedar berteduhpun sulit sekali. Kolong jembatan tol yang sering dijadikan lahan berjualan pun sekarang jadi tidak aman, bahkan untuk sekedar berteduh sekalipun. Karena jembatan bisa runtuh sewaktu-waktu. Kata Surbakti Syukur, Kepala Cabang Tol Surabaya-Gempol, terjadi pergeseran dudukan jembatan dan tumpuan jembatan 6 cm terpantau sejak 9 Oktober lalu (Kompas, 2 Desember 2006)



Sekarang jalan tolnya bisa dilewati sepeda motor lho....



Enam ratus meter lagi...



Karena masih ada acara ngajak anak-anak berenang, akhirnya kami pulang. Siangnya kita jalan-jalan ke tempat yang menyenangkan. Ini poto jagoan saya yang nomer satu, Reza.



Sayangnya di acara yang menyenangkan ini, kacamata kesayangan dan satu-satunya milik saya hilang. Hiks..