Foto diambil dari sini
Andai boleh memilih, mungkin Souad memilih untuk tidak dilahirkan atau memilih mati saja. Terlahir sebagai perempuan berarti lekat dengan ketidak berdayaan, kepatuhan dan sederet penderitaan lain. Tidak ada hak apapun bagi perempuan di tempat ini, bahkan dia tidak berhak atas tubuhnya sekalipun. Semuanya menjadi milih lelaki; ayah dan suaminya kelak.
Stempel charmuta (pelacur) akan diberikan hanya karena seorang perempuan bertatap mata dengan sengaja dengan seorang lelaki yang bukan muhrimnya. Selanjutnya, pukulan dengan tongkat atau cambuk dengan sabuk akan menjadi ganjarannya untuk kesalahan -yang bagi orang-orang modern- sepele itu. Semua dilakukan dengan alasan membela kehormatan.
Atas nama kehormatan perempuan harus menerima nasib mati di tangan para lelaki. Atas nama kehormatan seorang ibu bahkan tega membunuh bayi-bayinya sesaat setelah dia sadar bayi itu punya vagina diantara selangkangannya. Rasanya para pejuang kesetaraan gender harus bekerja lebih keras lagi untuk mengurangi jumlah negara yang memposisikan perempuan sebagai warga kelas dua, yang menghargai perempuan tidak lebih dari seekor hewan.
Souad lahir di sebuah dusun di Tepi Barat dimana tatanan sosial disana mengharuskan perempuan tunduk dan patuh hingga taraf yang -menurut saya- paling menjijikkan. Amarah saya serasa bangkit menatap huruf demi huruf di buku ini. Betapa makhluk yang bernama lelaki itu bisa seenak perutnya memaksakan kehendak mereka atas perempuan. Rasanya ingin sekali membalaskan sakit hati Souad pada para lelaki itu, pada sistim yang menempatkan perempuan di posisi yang sangat lemah. Buat saya novel ini punya alur yang tidak bertele-tele sehingga saya nyaman membacanya. Dan selalu saja buku yang berisi testimoni menarik untuk dibaca tak terkecuali buku ini. Bagi orang yang sangat mendukung kesetaraan gender seperti saya pengakuan Souad benar-benar membuat hati saya teriris sekaligus kagum; saya tidak menemukan satupun kalimat keras yang menyiratkan dendam Souad pada kakak iparnya yang telah membakarnya hidup-hidup.
Souad memang tidak bisa memilih di mana dan dari ibu mana dia dilahirkan tapi dia beruntung masih bisa memilih kehidupan mana yang akan ditempuhnya. Souad, perempuan luar biasa yang mampu mengusir kesumat dari dalam hatinya dengan cinta seperti matahari memudarkan wangi melati dengan sinarnya.
Judul Buku: Burned Alive
Penerjemah: Khairil Azhar
Penerbit: Pustaka Alvabet
Harga: Rp. 35.000