Pergi bersama keluarga meski cuma makan-makan di warung lesehan kaki lima buat saya sudah cukup menyenangkan. Apalagi kalau kesempatan untuk itu sangat jarang sekali didapat. Kebersamaan yang sangat ditunggu dan tentu dengan harapan semua peserta menikmati kebersamaan dan bergembira.
Mungkin karena ekspektasi saya terlalu tinggi, maka ketika ada sedikit saja yang salah di acara keluar bersama itu, saya langsung kecewa dan buntut2nya apalagi kalo bukan marah. Lebih marah lagi karena yang bikin suasana rusak adalah orang yang sudah ndak lucu lagi alias bojo dewe. Yang bikin tambah mangkel, kejadian ini gak cuma sekali dua tapi berkali-kali. Huuhhh!!! Akhirnya bayangan saya ttg suasana gembira penuh tawa hilang berganti dengan acara tukaran (berantem) sepanjang perjalanan. Sampeyan mau tahu rasanya? Seperti menemukan sehelai rambut di menu makan siang. Marah plus pingin muntah!!! Rrrrrggghhhh...
Wes sakmene wae nulise, daripada nulis panjang isine pisuhan tok!!!
gambar diambil dari sini
28 May 2007
17 May 2007
Absurd?
Kalau mau jujur sebenarnya saya tidak memerlukan barang secanggih ini untuk berkomunikasi, karena fungsi HP buat saya hanya untuk menerima telpon dan sms, hp second 400 ribuan saja sudah cukup menjawab kebutuhan saya. Tapi mungkin, Paink, sahabat saya sejak SMP, agak kasihan melihat saya kemana-mana masih menggenggam hp monoponik kelas pembokat. Coba bayangkan pembokat saja sekarang ini sudah punya hp berkamera sementara saya tetap pede dengan hp tanpa kamera apalagi ber-symbian.
Kemudian, dalam sebuah kesempatan, Paink ingin membagikan sedikit dari bonus ribuan dollarnya untuk saya dalam bentuk N73. Dalam hati saya sempat ragu,(maaf Pank) meski saya tahu Paink bukan orang yang suka bohong. Tapi, barang yg dia janjikan kan bukan barang murah, paling tidak untuk ukuran saya.
Keraguan saya terjawab sudah. Dia tidak bohong.
Senang? Tentu, karena sekarang saya punya benda yang tidak akan mampu saya beli dengan uang sendiri. Tapi saya juga sedih karena hingga seusia ini saya masih belum bisa memijakkan kaki ditempat seharusnya saya berada. Absurd, paradox atau apa lah istilah yg tepat buat saya. Menggenggam N73 sementara saya masih naik angkot kemana-mana, masih pusing dengan tingginya harga beras dan minyak goreng yang membuat saya harus pintar-pintar mengatur keuangan keluarga.
Saya merasabelum tidak pantas memiliki benda ini, tapi saya tak mampu menolaknya. Jadi untuk sementara saya anggap ini sebagai nasib baik saya. Eniwei, many thanks to Paink. Mudah2an tahun depan bonusnya lebih gede, jadi bisa beliin aku yg music edition ato N yang lebih canggih lagi (halah!!!!)
Kemudian, dalam sebuah kesempatan, Paink ingin membagikan sedikit dari bonus ribuan dollarnya untuk saya dalam bentuk N73. Dalam hati saya sempat ragu,(maaf Pank) meski saya tahu Paink bukan orang yang suka bohong. Tapi, barang yg dia janjikan kan bukan barang murah, paling tidak untuk ukuran saya.
Keraguan saya terjawab sudah. Dia tidak bohong.
Senang? Tentu, karena sekarang saya punya benda yang tidak akan mampu saya beli dengan uang sendiri. Tapi saya juga sedih karena hingga seusia ini saya masih belum bisa memijakkan kaki ditempat seharusnya saya berada. Absurd, paradox atau apa lah istilah yg tepat buat saya. Menggenggam N73 sementara saya masih naik angkot kemana-mana, masih pusing dengan tingginya harga beras dan minyak goreng yang membuat saya harus pintar-pintar mengatur keuangan keluarga.
Saya merasa
13 May 2007
07 May 2007
04 May 2007
Penat
Saya tidak biasa menye-menye. Saya bukan orang romantis yang selalu membungkus maksud dengan kata-kata bersayap. Saya juga bukan orang yang pandai mengungkapkan isi hati dengan bahasa berbunga-bunga. Saya bukan orang yang dengan mudah begitu saja percaya pada sebuah konsep kebenaran yang disodorkan seseorang untuk saya yakini bahwa itu benar sebelum saya bisa membuktikannya, atau orang itu mampu meyakinkan saya. Tapi saya juga bukan orang tanpa rasa.
Dulu ketika pertama kali saya belajar membuat blog, tujuan saya cuma ingin menambah teman. Blog ini bukan untuk memuat curahan hati saya, karena saya tidak butuh blog untuk mencurahkan isi hati. Tapi ternyata saya harus menjilat ludah sendiri.
Menyenangkan punya banyak teman meski hanya teman maya, tapi sekaligus juga melelahkan karena ternyata saya tidak punya cukup banyak energi untuk melayani mereka sebagaimana seharusnya seorang teman. Dusta kalau saya katakan saya kesepian bila tidak menyentuh alat ajaib bernama internet ini karena saya punya kekasih-kekasih yang mencintai saya sepenuh hati. Bohong kalau saya berkata menjadi terasing bila tidak menelusuri kabel-kabel yang menghubungkanku dengan dunia virtual ini karena saya punya banyak teman d dunia nyata dengan berbagai model.
Yang benar adalah saya merasa tidak modern, gaptek dan tidak up to date jika saya berhenti menyentuhkan jari pada kibord komputer. Dan itu semua hanya untuk kesenangan saya pribadi semata. Tidak ada nilai lebih untuk anak-anak dan suami saya.
Mungkin sudah waktunya saya memanjangkan waktu sujud. Melamakan dzikir. Melapangkan dada. Meruahkan syukur. Menjalani hidup dengan lebih religius. Mengunci mulut dari perkataan yang tidak perlu. Melembutkan ucap dan berbagai kemestian lain sebagai ibu dan istri yang selama ini terabaikan. Sengaja saya tuliskan ini disini sebagai ikrar sekaligus harapan dan pengingat bagi saya bahwa tanggungjawab itu kian hari kian menggunung.
Dulu ketika pertama kali saya belajar membuat blog, tujuan saya cuma ingin menambah teman. Blog ini bukan untuk memuat curahan hati saya, karena saya tidak butuh blog untuk mencurahkan isi hati. Tapi ternyata saya harus menjilat ludah sendiri.
Menyenangkan punya banyak teman meski hanya teman maya, tapi sekaligus juga melelahkan karena ternyata saya tidak punya cukup banyak energi untuk melayani mereka sebagaimana seharusnya seorang teman. Dusta kalau saya katakan saya kesepian bila tidak menyentuh alat ajaib bernama internet ini karena saya punya kekasih-kekasih yang mencintai saya sepenuh hati. Bohong kalau saya berkata menjadi terasing bila tidak menelusuri kabel-kabel yang menghubungkanku dengan dunia virtual ini karena saya punya banyak teman d dunia nyata dengan berbagai model.
Yang benar adalah saya merasa tidak modern, gaptek dan tidak up to date jika saya berhenti menyentuhkan jari pada kibord komputer. Dan itu semua hanya untuk kesenangan saya pribadi semata. Tidak ada nilai lebih untuk anak-anak dan suami saya.
Subscribe to:
Posts (Atom)