30 September 2007

Seledri

Saya suka sekali aromanya. Karena suka itulah saya selalu mencari cara bagaimana bisa mengkonsumsinya lebih banyak selain lewat jus atau lewat sayur sop. Dilalap? Wah kayaknya ngga enak, wong dibuat jus aja baru terasa enak kalau dicampur wortel dan tomat plus madu. Tapi kalau lagi belanja di supermarket dan lihat seledri segar dipajang, saya selalu pingin ngambil. Cuma, kalo segitu banyak dibikin apa ya? Akhirnya jadilah ini. Judulnya Seledri Cah Daging. Rasanya? Kalo menurut saya sih enak-enak aja. Suami saya juga doyan meski awalnya merasa aneh, seledri kok ditumis, katanya.



Bumbunya: bawang putih, saos tiram, minyak ikan, kecap asin, royco cair, garam.
Cara masaknya: bawang putih digeprek lalu digoreng, masukkan daging yg sudah diiris tipis, masukkan bumbu cair, aduk2, lalu masukkan seledri. Angkat setelah seledrinya layu. Gampang kan?

23 September 2007

Saya itu.....

sebenernya males nulis yg gini-ginian, tapi karena saya dipaksa (eh dipaksa ngga sih??) sama Bu Gendut ini, jeng ini dan ibu cantik ini yaa terpaksalah saya beberkan aib saya, soalnya cuma ini yg pantas tayang, yg lainnya lebih paraaaahhh :P

1. suka males bawa dompet terutama kalo ke kolam renang. pernah beberapa kali terpaksa ngurangi belanjaan waktu belanja di mini market deket rumah, karna setelah ditotal, duitnya kurang hehehe

2. pembosan, terutama kalo baca buku. seringkali baca 2 buku bersamaan dan akhirnya ngga selesai kedua2nya hehe..

3. suka no-bra kalo pas di rumah: soalnya kata dokter payudara juga perlu 'bernafas' yo wes, buka aja :P

4. suka membiarkan pintu kamar mandi terbuka kecuali kalo sedang mandi

5. suka ganti baju di sembarang tempat; di ruang tamu, di dapur, pokoknya di mana aja di dalem rumah

6. suka mondar-mandir pake CD dan kutang doang di dalem rumah, ini dilakukan kalo pas lagi ganti baju, tiba2 pingin minum, jadi ke dapurnya pake pakian seadanya :P

7. jarang banget pake kosmetik meski peralatan standardnya selalu ada di tas. Alasannya? Males, gak ada yg liat ini.

8. Paling sebel lihat: orang gendut gak mau olah raga, perokok yg ngerokok sembarangan, orang sok jaim, sok imut, sok suci, dan sok sok yg laennya. Pokoknya semua yang muna-muna bikin saya pingin muntah (lho kok malah muring2????)

wes, selese tugasnya. sekarang saya mau lempar tugas ini ke:
mimi (nek gak gelem, rahasiamu tak bongkar)
pitik (kudu gelem!!!)
lutpi (habit golek buko gratis gak termasuk lho)
omith (koen duwe akeh pasti)
mendol(ayo buka en rahasiamu..selain soal rambut dan bakso)
kenny(in melayunese wae yo buk)
mei (gak termasuk soal jerawat lho)
dewie (biar ngga sedih lagi hehe)
gembul (posting sing paling nggilani yo, kudu gelem!!)
kw (pingin tahu 10 aja dari yg 100 itu :P )

tugasnya, posting 8 kebiasaan paling top (baca: paling buruk)

21 September 2007

A belated gift for my bojo

mas, aku punya kado untumu eh untukmu. Jupuk en nang kene...maap telat :D

10 September 2007

1000 Shura


Saya ngga tau mesti bangga ato malu atas keterlibatan saya dalam pembuatan film indie berjudul 1000 Shura. Seandainya saja tawaran itu datang 10 tahun lalu, pasti akan beda rasanya..:P

Malam itu telpon saya berdering. Dari Dita yang paginya sempat telpon tapi missed, gak keangkat.

(dialognya kira2 begini)
Dita : mbak bisa akting ngga?
Aku : (rodo bingung) akting apa?
Dita : bisa kan? Pasti bisa…..mbak besok mampir ke rumah ya…
Aku : (masih bingung) akting apa seeh?
Dita : wes pokoknya besok tak tunggu di rumah..

Karena jarak antara kantor saya dan rumah Dita cuma beberapa ratus meter, ya..sudahlah saya ngalah. Sampai di lokasi ada banyak anak-anak (saya sebut begitu karena sepertinya mereka pantas jadi anak saya). Lalu mereka menjelaskan, bahwa mereka sedang membuat film dan membutuhkan pemeran ibu untuk pemeran utama. Dan untuk membuat film senatural mungkin (halah apa lah istilahnya) maka dicarilah pemeran ibu yang memang sudah tua ibu-ibu. Dan pilihannya jatuh pada saya yang kebetulan bisa akting sedikit karena yg lain nggak mau.

Awalnya saya pesimis bisa memenuhi harapan mereka. Gimana ngga pesimis, karakter tokoh yang saya perankan adalah: ramah, tegar, sabar, santun dan -ini yg paling ngga gue banget- cantik :)). Tapi saya jadi tahu kenapa mereka memilih saya; mereka ngga punya waktu untuk cari yang lebih tepat :)). Tak ada rotan akar punjabi hehehe... Yo wes lah kuterima kenyataan ini. :P

Setelah beberapa hari latian, tibalah saat syuting. Saya ngga pernah membayangkan prosesnya begitu ribet. Harus take berulang-ulang, lebih2 kameranya cuma satu. Jadi untuk satu adegan harus take berulang-ulang dari berbagai macam angle. Akhirnya waktu yang saya perkirakan cuma sekian jam jadi molor. Syuting yang saya perkirakan bisa selesai dalam waktu sehari saja ternyata harus dilanjutkan keesokan harinya. Akhirnya saya kena semprot suami. Katanya terlalu banyak komitmen. Lhaaaa???

Sebenarnya saya bisa saja mengundurkan diri, toh ngga ada ruginya buat saya. Tapi kok rasanya kasihan anak-anak itu. Bukan soal ketersediaan penggantiku yang pasti berserakan di luar sana, tapi mereka pasti tidak punya waktu lagi untuk mencarinya. Akhirnya meski agak berat saya teruskan tugas saya menjadi bagian dari film mereka. Lagi pula mengasyikkan kok bekerja dengan mereka. Meski serius tapi tetap banyak ketawanya. Tapi perbedaan status dan usia membuat saya tidak bisa sepenuhnya menyatu dengan mereka. Saya punya banyak keterbatasan. Pada saat matahari sudah condong ke barat, pikiran saya mulai tidak tenang. Ini saatnya saya ada di rumah. Tawa saya tidak lagi lepas lagi. Saya harus pulang.

Untunglah, scene saya tidak banyak. Hanya di ruang tamu dan di kamar. Hari kedua syuting cuma berlangsung sekitar 1 jam-an. Harusnya ngga ada hari ke 2 buat saya, tapi karena hari sebelumnya saya ngga mau nunggu sampai selesai (sudah terlalu malam) akhirnya syuting dilanjutkan keesokan harinya.

Terimakasih kalian sudah mempercayai saya menjadi bagian dari karya kalian. Mudah-mudahan bermanfaat. Dan terus terang saya kapok syuting lagi (emange ada yag mau ngajak lagi??????)

Foto2 lain bisa diliat di sini

06 September 2007

Bebek itu telah pergi...

Kurang lebih 6 bulan lalu saya sempet ketemu dia waktu dia mau pamit pada orang tuanya di Jember untuk berangkat ke Aceh. Kesan saya, bebek orang yang ringan tangan, rendah hati dan pintar bergaul. Temannya banyak. Dia tidak canggung bergabung di komunitas manapun. Sifat ringan tangannya dia tunjukkan ketika dia membantu saya membenahi blog saya. Dengan sabar dia menuntun saya langkah demi langkah. Untuk orang awam seperti saya, ini bukan pekerjaan gampang, tapi dia dengan sabar mengajari saya, padahal saya cuma teman blogger yang baru sekali bertemu.

Terakhir ngobrol dengan Bebek kira-kira sebulan lalu, dia mengabarkan akan segera menikah. Saya bahkan dikenalkan pada calon istrinya lewat YM (mudah2an saya segera bisa menghubunginya). Makanya saya benar-benar tidak menyangka dan hampir tidak percaya ketika membaca pesan singkat dari Mas Hadik bahwa bebek telah pergi.

Selamat jalan Bebek, semoga kau menemukan kedamaian disisiNya…

posting terkait:
bebek
faniez
bahtiar
venus
vivink
pitik
kw
hedi