Karena memang bukan pendaki gunung (tapi saya pecinta alam lhooo) saya tidak punya perlengkapan untuk mendaki. Akhirnya sambil di susu-susu (diobrak teman2 maksute)saya cari pinjaman sepatu (sepatuku wes elek), jaket dan lain-lain. Pendek kata semuanya barang pinjeman kecuali sidi dan kutang hehe.. Jangan tanya soal kemampuan baca peta dan kompas karena kami tidak membawa 2 benda itu (pokoke benar2 bonek alias bondo nekat). Bekal? Kami cuma bawa mi instan tok!! Plus susu bubuk dan kornet. Perlengkapan lain saya tidak tahu menahu, karena backpack saya (yang biasa saya pake buat kuliah) cuma berisi mukenah (ben ketok alim), dan perlengkapan daleman, baju ganti, sarung tangan, topi plus makanan kecil dan air minum. Jadi bek pek nya kempes ngga seperti pendaki2 lain yang bek pek nya bisa melebihi tinggi kepalanya. Bahkan ada yang ditaruh di dada pula. Celana yang saya pakai pun celana jins. Norman Edwin pasti ketawa kalo lihat persiapan saya mendaki. Pokoknya perlengkapan yang kami bawa sangat standar kalau tidak boleh dibilang minim.
Sampai di Ranu Pane hari masih sore. Poto-poto merupakan acara utama. Ini salah satunya.

Malamnya saya kedinginan karena jaket dan celana saya dari bahan jins (oon tenan). Untung semua bisa teratasi sehingga perjalanan ke Ranu Kumbolo bisa dilanjutkan keesokan harinya. Disana poto2 lagi laaahhh�. Ini salah satunya.

Ranu Kumbolo ini lebih luas (14 ha) dan lebih indah dari Ranu Pane. Airnya pun jernih. (kami langsung meminumnya tanpa dimasak, ngeman parafin kata temen saya hahahaha kere tenan). Setelah bermalam di Ranu Kumbolo kami (6 cowo 2 cewe) berangkat menuju pos terakhir di Kalimati. Di awal perjalanan kami langsung dihadang bukit terjal kemudian melewati padang rumput luas yg dikelilingi bukit dan gunung. Namanya Oro-oro Ombo. Pokoknya indaaaaaaahh sekali. Setelah itu kami masuk hutan cemara, Cemoro Kandang (duuuhh pingin kesana lagi).
Sampai di pos Kalimati (2.700 m) kami (eh teman2ku ding) mendirikan tenda. Sudah magrib waktu itu. Aduuuuhhh indah sekali melihat sunset di alam terbuka tanpa diganggu suara mesin mobil dan dering telpon. Sambil menunggu tendanya berdiri. (aku dan Yeti, cuma duduk-duduk bak juragan :D). Yang ngambil air ke sumber (lupa namanya) juga yang cowok-cowok. Jadi kami berdua (aku dan Yeti) benar-benar tidak berguna sama sekali hehehe. Malamnya, lagi-lagi saya kedinginan gara-gara celana jins itu.
Besoknya perjalanan berlanjut ke Arcopodo (2900m) Sekitar 1 jam dari Kalimati melewati hutan cemara yang di tepi jalannya terdapat jurang yg sangat curam. Arcopodo ini adalah wilayah vegetasi terakhir di Gunung Semeru, selebihnya akan melewati bukit pasir. Kami berangkat dini hari sekitar jam 2 karena estimasi waktu pendakian ke puncak Semeru sekitar 3-4 jam dengan medan yang cukup berat. Sungguh, seandainya saya tahu sebelumnya medannya akan seberat itu, saya yakin tidak akan ikut dalam pendakian. Saya sempat putus asa dan ingat mati (sungguh!!!) karena puncak yang kelihatannya dekat itu tak kunjung tercapai. Tanah (baca: pasir) yang saya injak selalu longsor. Kemiringan 45 derajat (mungkin lebih) membuat kami tidak bisa disebut berjalan tapi merangkak. Di sini kelihatan sekali watak asli teman-teman saya. Ada seorang teman yang mulai berhalusinasi berteriak-teriak minta kiriman helikopter. Ada bakat schizophrenia kayaknya hehehe (piiiissss Anen). Tapi akhirnya, meski tidak sempat menyaksikan asap dari Kawah Jonggringseloko, kami puas berhasil menjejakkan kaki di Mahameru, Puncak Abadi Para Dewa....

Ini poto perjalanan pulang dengan latar belakang gunung Semeru

NB: Maaf fotonya agak burem. ini poto yg dipoto lagi pake kamera hp :P (mekso.com)
27 comments:
pertamax
ke loro
hattrick yoih
photo burem..
mbok yo di scan..
padahal kan ono makhluk saljune (yetti).. wehehehe...
@balibul:pisan ngkas tak hadiai sempak
@imyut: ga duwe skener
poto kok buremmmmm
jare puncak semeru iku lek jam sepuluh keluar gas beracun budhe? sempet melu pas sma sempet melu pecinta alam tapi mungga penanggungan wes kapok aku :D opo mane mungga semeru...
sak iki mungga gunung liyane ae ..hehehee
tibak e budhe iki ket enome senengane mlaku2 :D. SALUT
@anang: ga duwe scanner :P
@laks:pertama dan terakhir :D
ayukkk lagi sama bapak'e bocah2 mesti tambah romantis :D
@kenny: wes ra kuaaaaattt..
heroik sekali! mbak dena jos juga.
seumur hidup aku belum pernah naik gunung. di kampung adanya cuman pegunungan kapur. jadi tak bisa didaki, cuman di lewati aja. hehehheh
Seru juga tuh ceritanya. Jadi ingat dulu pernah naik gunung sewaktu SMA.
aduh senangnya,,jadi pengen ke sana lagi...
@KW: heroik karena bonek hahaha
@Barry: iya..seneng ya mas
@Iman: sama...
Luar biasaaaaaa... paling yang bikin semangat ada cowo sing guanteeeenggg.
den....ben bonek ning heubatttt......aku mung wani munggah gunung Batur nang Bali...kekekeke, munggah Merapi ae ga wani..
ga tau mikir "carane" nekad.
Iki aku sambil mbayangke Dena nang ngarep api unggun karo kadhemen.
curanggggggggg motonya di bikin byurem *segh*
huaaa..mantan pendaki mbokde??
hehe...
sidi ga lupa ganti kan?
wah, dahsyat mbak iki rek... haibat!
temenan pecinta alam tah? jarene cinta vetty vera? :p
jaman kuliah dulu hp udah keluar ya ? waduuuh terasa tua eh
indah juga viewnya meski blur
fotone elek, tp ceritane asik yoo....
Hwaaa... dadi kangen pengin munggah gunung maneh, Mbak'eee...
Aku gak iso pasang foto-foto tuwo @ Semeru,
soale pas iku aku durung nganggo kudhung... :(
Semeru pancen te-o-pe.
Merdekaaah!
hebat euy!!!
emane rek..
burem ngono. kene wis tak scan ne :D
salam kenal mbak....
duhhhh...aku jadi merinding baca postingannya, soale aku excited banget kr gunung, pecinta alam, cuman dr dulu gak diijinin ortu :( cerita ttg mahameru ini mengingatkan diriku pada buku 5 cm yang ditulis Dony Dirgantoro, bagus banget dan podo plek kr perjalanane smpyn mbak, cuman lebih dramatis :D
/*duhhhhh mupenggg akuuu
cewek kok senenge naik gunung? piye kuwi?
buset...Jadul amat tuh foto...
Post a Comment