19 October 2006

RATRI(PART 3)

"Halo, Ri, kok diem, sih. Aku serius, lho.
"Eh..mmm..iya Mas. Gimana kabar Mbak Ninuk?"
"Kamu belum jawab pertanyaanku."
"Maaf Mas, aku lagi nyetir, nanti aja ya telpon lagi kalau aku sudah nyampe rumah."

Ratri langsung memutuskan hubungan teleponnya. Beberapa kali Haris mencoba menghubungi Ratri, tapi tidak dijawabnya. Ah, Mas Haris tetap saja seperti yang dulu, pantang menyerah, agresif, percaya diri dan agak sedikit nakal, Ratri tersenyum mengingat bagaimana dia dulu jatuh cinta pada Haris. Segala hal yang disukainya ada pada Haris. Bahkan kebiasaan Haris yang suka berselingkuh saat masih pacaran dulu menjadi bagian yang 'disukai' Ratri. Perasaan puas saat berhasil merebut kembali Haris dari selingkuhannya menjadi kenikmatan tersendiri bagi Ratri.

Petualangan Haris baru berakhir ketika seorang perempuan bernama Ninuk mengaku hamil dan meminta Haris bertanggungjawab. Ratri tidak kaget, meski jauh dalam hatinya dia sangat kecewa, ketika Haris memilih meninggalkannya dan menikah dengan Ninuk. Haris memang lelaki yang bertanggungjawab, walaupun untuk itu dia harus membayar mahal. Menikah dengan perempuan yang tidak dicintainya. Ratri sangat yakin hanya dia satu-satunya perempuan yang ada di hati Haris. Dan kini..setelah sekian tahun, keyakinan yang sempat memudar itu kembali menguat.

*********

Untuk ukuran perempuan seusianya, Ratri termasuk perempuan yang menarik, bugar, enerjik dan tampak jauh lebih muda dari usia sebenarnya. Profesinya sebagai instruktur pilates, olahtubuh yang banyak digunakan untuk menyembuhkan asma, cedera otot dan efektif menurunkan berat badan secara cepat -seperti diakui banyak murid-murid Ratri- membuat postur tubuh Ratri tetap proporsional. Dua garis vertikal di perut sebelah kiri dan kanan menunjukkan kalau Ratri rajin melatih otot perutnya. Tanda-tanda kalau dia sudah pernah 3 kali melahirkan sama sekali tidak tampak di perutnya. Hanya sedikit stretch-mark di kedua pangkal paha dan perut bagian bawahnya menunjukkan bahwa Ratri pernah mengandung.

Pernah suatu kali Ratri mengutarakan keinginannya menghilangkan strecth-mark itu. Tapi Adi menentangnya.

"Dengan garis-garis itu kamu masih kelihatan seksi kok. Ngapain buang-buang duit."
"Jelek, lho, Mas."
"Halah, wong ngga kelihatan gitu kok."
"Tapi Mas kan bisa lihat."
"Tapi aku kan tetep napsu, he..he.."

Biasanya kalau sudah kalah berargumentasi, Ratri lalu menggoda suaminya dengan gerakan-gerakan tubuh yang erotis untuk kemudian, ganti, giliran dia yang 'mengalahkan' suaminya di ranjang...

bersambung

6 comments:

Anonymous said...

aq suka caramu bertutur mbak , bravo

Anonymous said...

aq suka caramu bertutur mbak / terus ae

Anonymous said...

Noooo Comment!

Yati said...

waw...nulis cerpen mbak? hebat !!!

salam kenal juga, ma kasih sempet mampir ke blog-ku :)

Anonymous said...

wah asik nih kayaknya. mbak temannya penulis yang itu?

Anonymous said...

wah mau saingan ama pass69 neh...
http://pass69.wordpress.com/